Bubur Kacang Ijo Pasar Batang

12/01/2014 at 12:38 | Posted in Kota Batang, Uncategorized | 2 Comments
Tags: ,

Cerita Di Kala Hujan Bulan Januari, begitu mas nya memberikan judul untuk tulisan kali ini, mungkin karena pada saat saya datang kesana  hujan masih turun tepat di Bulan Januari 2014 ini. Dulu ketika masih kecil, sehabis pulang dari mengaji di TPQ, saya pernah diajak Ayahanda mampir ke Pasar Batang, ingatan itu masih membekas sampai sekarang, tepatnya di Pasar Batang sebelah Timur, ada warung kecil tempat menjual bubur kacang ijo, di tempat itulah kenangan saya bersama ayahanda puluhan tahun yang lalu.

Minggu (12/1) saya sempatkan mampir kembali ke Warung itu, letaknya masih sama seperti dulu ketika pertama kali datang kesitu, deret kedua dari pintu masuk sebelah timur, disitu tertulis pula “Bubur Kacang Ijo” dengan tulisan berwarna merah dan warna dasar biru, warung yang masih menampilkan kesederhanaan, warung yang masih berdiri di tempat yang sama puluhan tahun yang lalu, tapi saya sedikit lupa seperti apa bentuk warung ini ketika dulu pertama kali diajak kesini . . .

Bentuk Warung

Inilah bentuk warung bubur kacang ijo yang sekarang ini, dengan cat bernuansa biru menghiasi dinding kayu dan pintu-pintunya, dan dari dulu masih menawarkan menu yang sama, “Bubur Kacang Ijo” ditambah dengan ketan item, selain itu juga ada Kopi Susu, Jamu Seduh dan Mie Rebus, Rokok dan mungkin makanan-makanan kecil yang lain, tetapi menu utamanya tetap bertahan sampai sekarang ini.

Untuk saya pribadi, jarang saya mendapatkan sebuah warung sederhana yang bisa bertahan puluhan tahun dengan mengandalkan menu yang sama, ketika masuk kedalam saya mendapatkan nuansa-nuansa yang seakan membawa ke masa lalu, disebelah kiri ada sebuah kalender dari salah satu Bank swasta Jawa Tengah, kemudian disampingnya lagi terpajang sebuah poster ukuran kecil dengan judul “Menghitung Rejeki” kemudian ketika melihat ke sebelah kanan terpampang pula poster yang agak lebih besar bergambar foto Bung Karno dan Keluarganya, ketika kita melihat ke tengah bagian atas ada sebuah bendera Merah Putih berukuran kecil dari plastik.

DSC02369

DSC02370Kalender dan Poster

Beliaulah Bp. Didi Samhudi Salim, berasal dari Kuningan Jawa Barat, penjual Bubur Kacang Ijo Di Pasar Batang tersebut, dari sejak 40 tahun yang lalu beliau sudah menekuni kegiatan ini, dengan lokasi yang sama, tepatnya Bulan Ramadhan atau Bulan November tahun 1973  bersama ayahnya mulai menjual bubur kacang ijo dilokasi Pintu Masuk Sebelah Timur Pasar Kota Batang, ada 3 resep yang masih tetap beliau jaga sehingga mampu bertahan sampai sekarang ini :

  1. Tetap menjaga kualitas rasa yang enak.
  2. Menjaga ruangan tetap bersih
  3. Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan

Bapak berputra tiga (3) ini menjelaskan bahwa “sebagai pedagang hal itu sangat penting, pedagang itu tugasnya ya melayani sebaik mungkin, memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang datang kesini”

Dan memang benar apa yang dikatakan oleh beliau, ketika saya masuk ke warung bubur kacang ijo ini, 3 hal yang beliau sampaikan tadi benar-benar beliau berikan, dari mulai tutur kata yang sopan, sampai pada ruangan yang terlihat bersih memang bisa dilihat, saat ini (ketika saya datang kesana) beliau dibantu oleh putra sulungnya (saya lupa menanyakan 🙂 nama mas’nya siapa ).

Pak Didi + Putra SulungBp. Didi Samhudi Salim + Putranya

Pelanggan WarungPelanggan Warung

Karena keberadaannya yang sudah 40 tahun inilah saya tuliskan cerita ini,
Suatu saat jika mampir ke Pasar Batang, cobalah cari di Parkir Pintu Masuk sebelah Timur, datang sendiri dan buktikan, walaupun hanya semangkuk kecil tapi membuat saya kekenyangan, padahal ketika disuguhkan sempat bertanya dalam hati, “Kok mangkuknya kecil gini, apa bakal kenyang ?” tapi ternyata dugaan saya salah.

Behind The Science :

  • Saya lupa nanya nama mas’nya
  • Saya juga lupa nanya warung ini buka dari jam berapa sampai berapa
  • Saya sempat diamarahin ibuk2 yg jualan di pinggir pintu masuk timur, gara2 parkir kendaraan sembarangan
  • Saya hujan2nan

2 Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. duuh jadi pengen makan bubur kacang ijo

  2. Jadi keinget dulu pernah diajak makan bubur sama alm bpk


Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.